Ibu Friderica Widyasari Dewi (Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan atau KE EPK) menerima Pengurus PUSAKA

Jakarta, 13 Desember 2024

Ibu Friderika Widyasari Dewi berkenan menerima Pengurus PUSAKA di lantai 24 Gedung A Menara Radius Prawiro Kompleks Perkantoran Bank Indonesia pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 2024. Pada kesempatan pertemuan disampaikan tentang kondisi industri keuangan terutama yang terkait dengan perlindungan konsumen termasuk perlindungan data pribadi sebagaimana diamanatkan oleh POJK 6/2022 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan, dan UU 27/2022 tentang Perlindungan Data Pribadi. Selain itu, disampaikan peran dan perkembangan penyelesaian pengaduan konsumen baik melalui mediasi maupun arbitrage oleh Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa Keuangan (LAPS SJK) sebagaimana diatur dalam POJK 61/2020 tentang LAPS SJK.

Dalam rangka mendukung peningkatan layanan penyelesaian pengaduan konsumen di LAPS secara cepat dan murah, Ibu Fredirica Widyasari Dewi selaku KE EPK memberi kesempatan kepada anggota Purna Bakti OJK yang tergabung dalam Purna SAKA Sentosa atau PUSAKA untuk berpartisipasi aktif sebagai mediator atau arbiter. Anggota PUSAKA yang berminat untuk bergabung sebagai mediator dan arbiter di LAPS SJK dengan kompetensi memadai dapat mendaftarkan diri disertai penyampaian Riwayat Hidup selambat-lambatnya tanggal 20 Desember 2024 melalui alamat email [email protected]. Selanjutnya pengurus PUSAKA akan menyampaikan Riwayat Hidup kepada satuan kerja EPK OJK untuk diproses lebih lanjut.

PUSAKA diwakili Bp. Yusuf Ansori meraih posisi kedua dalam kejuaraan Badminton HUT OJK.  Semoga semakin banyak pensiunan OJK yang berpartisipasi dalam HUT OJK ke 13 tahun 2024.  Tentunya juga ditunggu pertisipasi aktif dalam aktivitas program PUSAKA.

Berlatih line dance untuk acara seminar bagi pensiunan dan partsipasi menyemarakkan ulang tahun OJK ke 13.

Makna garis setengah lingkaran yang melingkupi pohon biasanya berkaitan dengan simbolisme yang mendalam. Berikut adalah beberapa interpretasi yang mungkin:

1. Perlindungan: Garis setengah lingkaran dapat melambangkan perlindungan yang diberikan oleh alam atau lingkungan sekitar pohon. Ini mencerminkan idea bahwa pohon membutuhkan perlindungan untuk tumbuh dan berkembang.
2. Kehidupan dan Pertumbuhan: Pohon sering kali melambangkan kehidupan, pertumbuhan, dan kekuatan. Garis melingkupi dapat menunjukkan dukungan dan keberlanjutan dalam proses kehidupan.
3. Kesatuan dengan Alam: Simbol ini bisa merepresentasikan hubungan antara pohon dan elemen alam lainnya, menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
4. Lingkaran Kehidupan: Dalam banyak budaya, lingkaran melambangkan siklus kehidupan. Garis setengah lingkaran bisa diartikan sebagai bagian dari siklus yang lebih besar yang mencakup pohon sebagai bagian pentingnya.
5. Ruang dan Tempat: Ini juga bisa menunjukkan ruang yang diperlukan untuk pertumbuhan pohon, mengingat bahwa setiap pohon butuh area tertentu untuk berkembang dengan baik.

Setiap interpretasi bisa bervariasi tergantung pada konteks budaya dan pribadi.

Rapat PUSAKA membahas ADR RT dan organisasi untuk memudahkan penyusunan rencana kerja tahunan.

Rapat pengurus membahas materi dan persiapan silaturahim dengan ADK OJK periode 2022 - 2027.